Senin, 31 Maret 2014

Lambang Bunga Bagi Sebuah Kota/Provinsi dan Artinya

Lambang Sumatera Selatan


Lambang Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan. Tertulis semboyan "Bersatu Teguh" pada bagian tengah bawah perisai.
Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila. Selain itu bunga padma atau teratai adalah bunga suci dalam agama Buddha yang melambangkan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai bukti sejarah kegemilangan masa lalu Sumatera Selatan
Batang hari sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai. Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan. Sedangkan atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting dan 45 buah genting merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945



Minggu, 30 Maret 2014

Deskripsi Tokoh Wayang " Si Cepot "

SI CEPOT

WAYANG memang sudah menjadi ciri khas budaya dari Indonesia, khususnya untuk wilayah pulau Jawa termasuk Jawa Barat. Jenis wayang yang terkenal dari pulau Jawa bagian barat ialah Wayang Golek. Bagi masyarakat Sunda sendiri, wayang golek sudah menjadi hiburan yang merakyat, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Wayang golek sendiri mempunyai banyak tokoh, tetapi yang paling terkenal dan paling diingat oleh masyarakat ialah Si Cepot. Ia adalah sosok wayang yang penuh selera humor dan sudah menjadi ikon dari wayang golek. Sampai-sampai ada yang bilang, “Bukan orang Sunda namanya jika belum mengenal Si Cepot”. Seistimewa apakah sosok Si Cepot ini sehingga menjadi ikon dari wayang yang berasal dari Tanah Sunda?
Si Cepot atau yang dalam pewayangan mempunyai nama Astrajingga merupakan salah satu tokoh yang terdapat dalam dunia pewayangan, khususnya dalam kesenian wayang golek. Dia ini mempunyai wajah yang merah dengan gigi bawahhnya yang besar dan menonjol ke atas. Warna wajahnya yang merah ditafsirkan kitab wayang sebagai cerminan karakter yang buruk. Si Cepot ini mempunyai ciri khas suka ngabodor (bercanda). Cepot merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang terlahir dari pasangan Semar Badranaya dan Sutiragen. Dia mempunyai dua adik, yakni Dawala yang berhidung panjang dan Gareng yang berhidung bulat.
Nama Astrajingga sendiri berasal dari dua kata, yakni sastra yang berati tulisan dan jingga yang berarti merah yang melambangkan kelakuan yang buruk. Jadi Astrajingga merupakan cerminan karakter yang berkelakuan buruk seperti nilai rapor yang memiliki nilai merah. Tapi uniknya, meskipun Si Cepot sangat konyol dan selalu membuat jengkel, kehadirannya dalam suatu pertunjukan wayang malah selalu dinantikan. Karena kelucuan Si Cepot berdasarkan pada norma-norma, nilai-nilai, dan sikap hidup, sehingga kelucuannya mampu diterima oleh semua kalangan. Humornya juga sering menyentuh kehidupan sehari-hari. Dia merupakan tokoh yang sangat setia, kemanapun ayahnya pergi dia selalu menemaninya. Bahkan dia sangat setia pada negaranya, kesetiaannya ditunjukan saat bertarung mati-matian dengan buta hijau, antek kurawa demi membela negaranya.
Karena wataknya yang suka bercanda, banyak orang yang menyukai tokoh ini dan membuat Si Cepot menjadi terkenal. Dia ini tak pandang bulu dalam bercanda, Siapa saja bisa menjadi bahan candaannya, mulai dari para ksatria maha sakti, raja, sampai para dewa di langit. Tetapi dibalik humornya, Si Cepot ini selalu memberi nasihat dan petuah, tak jarang ia juga memberi kritikan pada pemerintah. Perilaku dan ucapannya selalu mengajarkan kita untuk bergotong royong, setia, selau ceria, dan membela kebenaran. Oleh karena itu, dalang biasanya menggunakan Si Cepot untuk menyampaikan pesan-pesan seperti kritik maupun petuah dengan sindiran yang disampaikan sambil guyon, agar bisa diterima oleh banyak orang.
Si Cepot beserta ayahnya dan kedua adiknya ini termasuk ke dalam tokoh wayang Punakawan, yakni tokoh abdi yang bertugas menasihati atau memberi petuah bijak bagi para Pandawa. Dalam suatu pertunjukan wayang golek, para tokoh ini biasanya ditampilkan pada bagian tengah cerita, ini dimaksudkan untuk membuat penonton lebih rileks dan bisa tertawa saat cerita mulai serius dan tegang.
Dalam cerita pewayangan Si Cepot ini biasanya menemani para ksatria, terutama Arjuna dan Madukara. Dia juga bisa bertempur seperti ksatria, senjata andalannya dalam berperang berupa Bedog (Golok).

Memang sangat unik wayang yang satu ini. Banyak hal yang patut dicontoh darinya. Di balik pribadi Cepot yang lucu dan suka membuat geger politik dengan tingkah laku yang nyeleneh, dia juga selalu punya pesan moral yang begitu bagus. Cepot merupakan cerminan rakyat jelata yang mempunyai sikap santai, setia, humoris, namun juga berani membela kebenaran.




Deskripsi Pahlawan Nasional

SEJARAH SINGKAT JENDERAL SUDIRMAN

Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Saat usia Soedirman 31 tahun ia telah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit tuberkulosis paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya dalam perang pembelaan kemerdekaan RI. Pada tahun 1950 ia wafat karena penyakit tuberkulosis tersebut dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.

Riwayat Hidup
Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916 – meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun. Soedirman dibesarkan dalam lingkungan keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan Wedana Rembang. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, seorang asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem.

Pendidikan
Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolahguru) Muhammadiyah, Surakarta tapi tidak sampai tamat. Soedirman saat itu juga giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap.
Karir militer
Ketika jaman pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor di bawah pelatihan tentara Jepang.
Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR).
Soedirman dikenal oleh orang-orang di sekitarnya dengan pribadinya yang teguh pada prinsip dan keyakinan, dimana ia selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya, bahkan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.
Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.
Paska kemerdekaan Indonesia
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pasukan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Pasukan Sekutu dan Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Soedirman mendapat prestasi pertamanya sebagai tentara setelah keberhasilannya merebut senjata pasukan Jepang dalam pertempuran di Banyumas, Jawa Tengah. Soedirman mengorganisir batalyon PETA-nya menjadi sebuah resimen yang bermarkas di Banyumas, untuk menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.

Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 12 November 1945, Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya dia mulai menderita penyakit tuberkulosis, walaupun begitu selanjutnya dia tetap terjun langsung dalam beberapa kampanye perang gerilya melawan pasukan NICA Belanda.

Peran dalam Revolusi Nasional Indonesia
Menangnya Pasukan Sekutu atas Jepang dalam Perang Dunia II membawa pasukan Belanda untuk datang kembali ke kepulauan Hindia Belanda (Republik Indonesia sekarang), bekas jajahan mereka yang telah menyatakan untuk merdeka. Setelah menyerahnya pasukan Jepang, Pasukan Sekutu datang ke Indonesiadengan alasan untuk melucuti tentara Jepang. Ternyata pasukan sekutu datang bersama dengan tentara NICA dari Belanda yang hendak mengambil kembali Indonesia sebagai koloninya. Mengetahui hal tersebut, TKR pun terlibat dalam banyak pertempuran dengan tentara sekutu.

Perang besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. [3] Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945.

Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya

Kembaikan Indonesiaku Ke INDONESIA

Patahnya Sayap Sang GARUDA !

    Bayangin sekarang kita bukan orang Indonesia, atau coba abaikan aja lah kebangsaan kita.
Nah, terus, coba kita coba liat peta dunia. Pasti kalian akan mendapati sebuah kepulauan yang eye catching. Luas, lebih luas dari kepulauan Karibia, dengan pulau2 yang lebih besar dari Oceania, dan berada di rute strategis pertemuan banyak bangsa.
Ya, itu negara Indonesia!

    Lalu kalian penasaran, dan mencoba googling. Ternyata kalian mendapati sejarah yang menakjubkan dari negara tersebut. Negara ini pernah menjadi tempat tumbuhnya berbagai agama, sehingga pengaruh akulturasi dan asimilasi budayanya sangat kaya.
   
   Dan sejarang juga menuliskan bahwa negara ini pernah memiliki kerajaan laut terkuat di planet bumi: Kerajaan Majapahit. Dengan teknologi pelayaran dan kekuatan armada yang luar biasa mereka tidak hanya menaklukkan tanah mereka sendiri, tapi bahkan hingga Madagaskar.
Ya, itulah Indonesia!

    Kemudian kalian mencari tahu lagi, dan menemukan bahwa negara ini punya ragam suku, bahasa, adat, dan pulau yang tak terhitung jumlahnya. Sangat beda dengan negara manapun di dunia. Keragaman ini menelurkan banyak artefak budaya yg khas. Mulai wayang, karapan sapi, tongkonan, hingga tari serampang duabelas. Benar2 kaya!

    Tidak sampai sana saja, kalian terus menerus ingin mencari tahu lebih dalam, dan ternyata tanah Indonesia layaknya surga. Tanamlah apapun, sebarlah bibit apapun, ia akan tumbuh subur. Adakah tanah Eropa menumbuhkan Adas Pulawaras? Adakah tanah Australia menumbuhkan Belimbing dan Kelengkeng?

    Namun semakin jauh pencarian kalian, justru terdapat fakta yang cukup ironis dari semua fakta yang telah kalian simpulkan sebelumnya. Indonesia adalah sarang korupsi, tingkat perokok yang tinggi, keruwetan lalu lintas tanpa solusi, pembajakan hak intelektual yang membumi, prestasi olahraga yang bobrok, rasio mata uang yang cenderung lemah, ketimpangan strata sosial, dan bahkan dengan mudahnya ekonomi mereka dimonopoli oleh raksasa-raksasa perusahaan asing di segala bidang.

    Negara yang punya SDM dan SDA melimpah ruah begini, masih tidak bisa swasembada pangan dan mengoptimalkan potensi? Mereka malah memilih tunduk dalam gengsi semata dengan berselimutkan produk-produk, bantuan, dan invasi pihak-pihak luar negeri yang sesungguhnya hanya menjadikan negara ini sebagai sapi perah mereka?

    Para konglomerat-konglomerat asing itu tahu benar cara "memanfaatkan" Indonesia: MEREKA MELIHAT SEBUAH SURGA SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK MEREKA MILIKI YANG TERNYATA DILENGKAPI DENGAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG TIDAK PEKA DAN TIDAK PEDULI AKAN NEGARANYA.

    Kalian tercengang. Ternyata kalian menemukan jawaban mengapa negara tersebut pernah menjadi budak dari invasi bangsa Eropa dan Jepang selama berabad-abad lamanya.
Hanya satu ternyata faktor yang melandasi ini semua: KETIDAKSADARAN BANGSA INDONESIA AKAN BETAPA BERHARGANYA TANAH AIR MEREKA.

    Kalian pun kemudian berandai. Andai saja waktu bisa kembali, dan andai saja kalian terlahir sebagai bangsa Indonesia. Betapa kalian ingin sekali menyumbangkan sebuah karya, sebuah karsa, sebuah tindakan nyata, sebagai wujud kasih dan wujud kepedulian kalian akan tanah air yang terbaik di planet ini. Namun semua hanyalah angan.
    
   Kini bangsa ini sedang dibawa ke arah yang tidak pasti, invasi pihak luar yang semakin gencar menggerogoti bangsa ini dari dalam secara perlahan-lahan, dan rakyatnya sendiri yang cuek dan cenderung bangga berselimutkan budaya-budaya asing dan kian mengabaikan budayanya sendiri.

    Di tengah imajinasi kalian akan kehancuran sebuah bangsa ini, kalian rupanya masih melanjutkan penelitian tentang bangsa tersebut.  Apakah bangsa besar ini akan dengan mudahnya takluk? Tidak.

    Kalian yang beranggapan ini semua hanya angan adalah salah. Sesungguhnya Indonesia tidak seburuk yang kalian duga. Tanpa terekspos media, roda-roda gerigi geliat generasi baru di Indonesia kini sedang perlahan berputar. Mereka ini adalah punggawa-punggawa kecil yang akan kelak membawa perubahan bagi bangsa ini.

    Mereka ini adalah insan-insan yang punya mimpi, dan mau bertanggung jawab merealisasikannya.
Mereka ini adalah laskar-laskar agung yang bangga dengan tanahnya dan mau berbuat untuk mempertahankannya. Mereka ini adalah patriot-patriot dengan kreatifitas, dengan semangat, dan wawasan luas.

    Kini semua tergantung pada generasi baru ini. Menerjang arus kemapanan yang menghanyutkan bangsa? Atau justru hanyut bersamanya? Dengan salut yang masih kalian simpan akan bangsa ini, kalian pun angkat topi dan memberi sepatah kata penyemangat bagi para juru selamat ini:

BUKAN SEBERAPA HEBAT KEMAMPUAN KITA, TAPI SEBERAPA BESAR KEGIGIHAN JUANG KITA. AYO, KEMBALIKAN INDONESIA KEPADA RAKYATNYA SENDIRI!

sumber : http://hndrnt26.deviantart.com/journal/KEMBALIKAN-INDONESIAKU-307050056