PENGOLAHAN
LIMBAH DI INDONESIA
Sampah memang telah menjadi sesuatu yang mempunyai dua sisi
bagi kita, yakni baik dan buruk. Namun dari dua sisi tersebut, sisi buruk dari
sampahlah yang paling dominan. Padahal sumber sampah terbesar adalah dari
kegiatan manusia sehari-hari. Sisi baik dari sampah biasanya kita dapatkan
setelah sampah tersebut diolah kembali. Contoh nyatanya adalah pupuk dari
sampah organik. Nah sudah saatnya sekarang anda belajar untuk mengolah sampah.
Tapi sebelumnya mari kita kenali dulu apa itu pengolahan sampah.
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju
dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri.
Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area
metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk
sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan
pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak
hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yg digunakan untuk mengolah dan
ketersediaan area.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan
dua tujuan:
• mengubah
sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis
• mengolah
sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup
Beberapa Metoda Pengolahan:
Metode Daur-ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari
sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara
daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.
Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang ,
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya
botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan
bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum ,
kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton,
koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS)
juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan
dikelompokan menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan
atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau
dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan
sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik
pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada,
dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil
langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung
dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara
“perlakuan panas” bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar
memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk
menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi
adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan
pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah
sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa
dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan
sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif.
Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan
Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya
untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas
pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di
desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang
hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak
dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya
angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida
yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan
melongsorkan gunung sampah)
Karakter desain dari penimbunan darat yang modern
diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat
atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak
penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk
mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari
tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin
berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
Pembakaran/pengkremasian
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat
sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur
tinggi baisa disebut “Perlakuan panas”. kremasi merubah sampah menjadi panas,
gas, uap dan abu.
Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri
dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas.
Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis
sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian
adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.
Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana
tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas
penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari
sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah
yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan
panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada
keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian
lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran
dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian
seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia
adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung.
Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan “pengurangan sampah”. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
PENGOLAHAN LIMBAH DI NEGARA LAIN :
Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan
Prancis. Mereka telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya
mengatasi bau busuk saja tapi sudah merobah sampah - sampah ini menjadi energi
listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi listrik.
Teknologi pengolahan sampah ini untuk menjadi energi listrik
pada prinsinya sangat sederhana sekali yaitu:
* Sampah di bakar sehingga menghasilkan panas (proses
konversi thermal)
* Panas dari hasil pembakaran dimanfaatkan untuk merubah air
menjadi uap dengan bantuan boiler
* Uap bertekanan tinggi digunakan untuk memutar bilah turbin
* Turbin dihubungkan ke generator dengan bantuan poros
* Generator menghasilkan listrik dan listrik dialirkan
kerumah - rumah atau ke pabrik.
Proses Konversi Thermal
Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara,
yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah
proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri
merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat
ini menggunakan proses insenerasi salah satu contohnya.
PLT Sampah
Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke
inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil
pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari
boiler langsung ke turbin (lihat gambar 2). Sisa pembakaran seperti debu
diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa
proses pembakaran).
Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari
pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah sebanding
dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk
menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.
Sumber : http://www.alpensteel.com
: http://www.alpensteel.com